Memuat Kalender Bali...

Kalender Yadnya Bali

Kalender Yadnya Bali

Kalender Bali Wariga Lengkap, pencarian Dewasa Ala Ayu, Upakara Banten dan Mantra

Merencanakan upacara yadnya di Bali mulai dari Pawiwahan , Otonan , melaspas, ngenteg liggih, Ngaben , hingga Ngenteg Linggih memiliki tantangan tersendiri. Kesalahan dalam menentukan Dewasa Ayu (hari baik) bisa berakibat fatal, sementara menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Upakara seringkali membingungkan, terutama bagi generasi muda.

Aplikasi ini hadir bukan sekadar sebagai penanggalan biasa, melainkan sebuah ekosistem digital holistik. Kami memandu umat Hindu melalui setiap tahapan yadnya: mulai dari analisis wariga, perhitungan biaya banten secara transparan, hingga menghubungkan Anda langsung dengan Pemangku, Sulinggih, dan Serati.

Berikut adalah fitur unggulan yang menjadikan aplikasi ini asisten spiritual pribadi Anda:

Analisis Wariga dan Pencarian Dewasa Ayu

Lupakan kerumitan membolak-balik lembaran wariga. Aplikasi ini menerjemahkan data mentah (Wewaran, Wuku, Sasih, Ingkel, Lintang) menjadi informasi yang mudah dipahami.

Pencarian Upakara dan Kalkulasi RAB harga banten Otomatis

Kami menjawab kebingungan umat mengenai jenis banten dan estimasi biaya. Fitur ini berfungsi sebagai perpustakaan digital sekaligus konsultan keuangan upacara.

Direktori untuk Sulinggih, Pemangku dan Serati

Aplikasi ini menjembatani kebutuhanSang Yajamana(umat) denganSang Sadhakadan profesi pendukung yadnya melalui fitur direktori yang lengkap.

Install Applikasi Kalender Yadnya Bali 

Apakah Anda seorang Sulinggih, Pemangku, atau Serati (Tapeni)?

Kami mengundang Anda untuk mendaftarkan diri dalam Direktori Umat kami.

Mengapa Aplikasi kalender Yadnya Bali Penting?

Menentukan Pawukon (perhitungan Wuku) dalam kalender Bali adalah cara untuk mengetahui posisi suatu hari dalam siklus 210 hari. Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari, Pawukon berbasis pada siklus 30 wuku (minggu) yang masing-masing terdiri dari 7 hari.

Satu siklus Pawukon penuh berjumlah 210 hari, yang terdiri dari

Cara Menghitung Wuku (Urutan Minggu)

Urutan 30 Wuku Bali :

Sinta, 2. Landep, 3. Ukir, 4. Kulantir, 5. Tolu, 6. Gumbreg, 7. Wariga, 8. Warigadean, 9. Julungwangi, 10. Sungsang, 11. Dungulan, 12. Kuningan, 13. Langkir, 14. Medangsia, 15. Pujut, 16. Pahang, 17. Krulut, 18. Merakih, 19. Tambir, 20. Medangkungan, 21. Matal, 22.6 Uye, 23. Menail, 24. Prangbakat, 25. Bala, 26. Ugu, 27. Wayang, 28. Kelawu, 29. Dukut, 30. Watugunung.

Menghitung Wewaran (Triwara, Caturwara, dll.)

Untuk menentukan elemen seperti Triwara (Pasah, Beteng, Kajeng) atau Pancawara, digunakan rumus sisa bagi (modulus) berdasarkan Bilangan Wuku dan Saptawara. Berbeda dengan Pawukon yang berbasis siklus 210 hari, Sasih adalah penentuan bulan dalam kalender Bali yang berbasis pada Siklus Bulan (Luni-solar). Satu tahun Sasih terdiri dari 12 bulan. Berikut adalah panduan cara menentukan dan menghitung Sasih:

Menggunakan Kalender Yadnya Bali (Praktis)

Menghitung secara manual cukup rumit karena adanya pengecualian (seperti Jaya Tiga pada Wuku Dungulan). Cara termudah bagi masyarakat umum adalah:

Kalender Tika : Kalender tradisional Bali berbentuk tabel yang menampilkan seluruh siklus wuku dan wewaran secara visual.

Aplikasi Kalender Bali : Saat ini banyak aplikasi atau situs web (seperti kalenderbali.org) yang otomatis menentukan Pawukon hanya dengan memasukkan tanggal Masehi.

Mengapa Pawukon Penting?

Pawukon digunakan untuk menentukan Hari Raya (Rerainan) seperti:

Dalam tradisi Bali, mencari Dewasa Ayu (hari baik) untuk pernikahan, ngaben, atau membangun rumah didasarkan pada perhitungan Wariga. Perhitungan ini mempertimbangkan pertemuan antara Wewaran, Wuku, Sasih, dan Dauuh (waktu). Berikut adalah kriteria utama yang biasanya digunakan untuk menentukan hari baik tersebut:

Dewasa Ayu Pernikahan (Wiwaha)

Tujuannya adalah mencari hari yang melambangkan kesuburan, kerukunan, dan kebahagiaan (Sri-Sedana).

Hindari: Wuku Wayang dan hari-hari yang memiliki Gni Rawana (sifat api/panas).

Dewasa Ayu Ngaben (Atiwa-tiwa)

Ngaben bertujuan untuk mengembalikan unsur Panca Mahabhuta ke alam semesta, sehingga memerlukan hari yang bersifat "melepas".

Dewasa Membangun Rumah (Wewangunan)

  1. Sasih Kasa (1): Baik untuk pondasi.
  2. Sasih Kapat (4): Sangat baik untuk memulai bangunan (banyak rejeki).
  3. Sasih Kadasa (10): Sangat utama (membawa keselamatan).
  4. Eka Vara dan Naga Bangkit: Memperhatikan posisi "Naga Besar" dalam tanah agar saat menggali pondasi tidak mengenai bagian tubuh naga yang dianggap membawa sial (seperti kepala atau ekor naga menurut kepercayaan Wariga).

Cara Praktis Mencari Dewasa Ayu

Karena variabel Wariga sangat banyak (ratusan kombinasi), masyarakat Bali umumnya menggunakan tiga cara berikut:

  1. Bertanya kepada Sulinggih/Pinandita : Beliau akan menghitung berdasarkan Pewarigan dan Palelintangan (astrologi Bali) kedua calon pengantin atau pemilik rumah.
  2. Melihat Kalender Bali Cetak karya Komang Putra terbitan MahaMeru Bali Printing biasanya sudah mencantumkan keterangan di bawah kotak tanggal (contoh: "Baik untuk memulai bangunan", "Baik untuk Wiwaha").
  3. Menggunakan Rumus "Padewasan": Menggabungkan nilai Neptu (angka) dari hari dan pasarannya.

Menyingkap Rahasia Kalender Bali

Bagi dunia luar, waktu mungkin hanyalah deretan angka yang bergerak maju secara linear. Namun, di Pulau Dewata, waktu adalah sebuah simfoni. Ia tidak hanya berjalan, ia berputar, bernapas, dan berbicara. Instrumen utama yang merangkum irama kosmis ini adalah Kalender Bali.

Bukan sekadar penunjuk tanggal, Kalender Bali adalah sebuah mahakarya kecerdasan leluhur yang memadukan astronomi, spiritualitas, dan seni dalam satu lembar pengorganisasian hidup.

Kegunaan dalam Upacara Panca Yadnya

Dalam ajaran Hindu di Bali, upacara atau pengorbanan suci disebut Yadnya. Kalender Bali menjadi panduan wajib untuk menentukan waktu pelaksanaan (hari baik) dari kelima jenis Yadnya tersebut:

A. Dewa Yadnya (Pemujaan kepada Tuhan/Dewa)

Digunakan untuk menentukan hari raya yang datang setiap 210 hari (berdasarkan Wuku) seperti Galungan, Kuningan, dan Saraswati, serta hari raya berdasarkan Sasih (bulan) seperti Nyepi, Siwaratri, dan Piodalan di pura-pura tertentu yang menggunakan perhitungan Purnama-Tilem.

B. Manusa Yadnya (Siklus Hidup Manusia)

Menentukan hari baik untuk ritual transisi manusia, seperti:

C. Pitra Yadnya (Penghormatan Leluhur)

Digunakan untuk mencari hari baik pelaksanaan Ngaben (kremasi). Ada hari-hari tertentu yang dilarang (ala) untuk mengubur atau membakar jenazah, seperti saat Uncal Balung atau Kala Gotongan.

D. Bhuta Yadnya (Penyucian Alam/Makhluk Bawah)

Menentukan waktu untuk upacara Caru atau Tawur. Contohnya, upacara Tawur Kesanga yang wajib dilakukan tepat sehari sebelum Nyepi (Tilem Sasih Kasanga).

E. Rishi Yadnya (Penahbisan Rohaniawan)

Menentukan hari baik untuk proses Pewintenan atau Diksa (pengangkatan menjadi orang suci/pendeta).

Apa itu Wariga?

Wariga adalah ilmu tentang "penyinaran" atau pengaruh benda langit terhadap kehidupan di bumi. Dalam konteks Bali, Kalender Saka bukan sekadar alat hitung waktu, melainkan peta energi. Wariga menggabungkan posisi bintang (Lintang), siklus bulan (Sasih), dan kombinasi hari (Wewaran serta Wuku) untuk membaca potensi hidup seseorang.

Struktur Dasar Perhitungan (Metodologi) pada kalender Yadnya Bali

Untuk melakukan Tenung (ramalan) atau analisis perwatakan, para pakar Wariga menggunakan beberapa variabel kunci:

Astronomi Perwatakan (Karakterologis)

Dalam Wariga, karakter seseorang ditentukan oleh Lintang yang muncul saat ia lahir.

Tenung Nasib dan Rejeki (Ekonomi Spiritual)

Untuk memprediksi masa depan dan keberuntungan, Wariga menggunakan sistem Palelintangan dan Sri Sedana.

A. Siklus Rejeki (Sri Sedana)

Berdasarkan Neptu hari lahir, pakar Wariga dapat menghitung grafik fluktuasi kehidupan seseorang dalam siklus 6 tahunan atau lebih. Ini digunakan untuk mengetahui kapan seseorang berada di puncak kejayaan (Sri) dan kapan harus waspada terhadap hambatan.

B. Tenung Jodoh

Wariga memadukan Neptu kedua calon pasangan. Jika hasil pembagiannya menyisakan angka tertentu, bisa diprediksi apakah hubungan tersebut akan membawa kemakmuran (Sri), kesedihan (Lara), atau tantangan (Pati).

Aplikasi dalam Bisnis dan Pekerjaan

Kalender Bali bertindak sebagai penasihat strategis bagi pelaku bisnis melalui konsep Dewasa Ayu (Hari Baik):

Identifikasi Data (Weton)

Berdasarkan perhitungan Kalender Bali, tanggal 20 Desember 2026 -2030 memiliki rincian sebagai berikut:

Analisis Perwatakan (Karakter)

Analisis Nasib dan Rejeki (Tenung)

Untuk menghitung potensi rejeki, kita menjumlahkan nilai Urip (Neptu):

Dalam hitungan Wariga, angka 18 adalah angka tertinggi dalam siklus Weton.